Fungsinya untuk menandakan bahwa informasi yang ada di jumlah ismiyyah itu terjadi di masa lalu. (Sudah tidak terjadi lagi di masa sekarang)
Mubtada setelah diberi كان, disebut dengan isim kana (اسمُ كان)
Khabar setelah diberi كان, disebut khabar kana.
Boleh menambahkan keterangan waktu setelah khabar kana.
Kata كان berubah seperti perubahan fi’il madhi.
Tamrin 7: Cara baca huruf sakinah ketika bertemu ال
Huruf mim pada dhamir “tum” dan “kum” dibaca dengan dhammah.
Huruf ta’ pada ta’ ta’nits setelah fi’il dibaca dengan kasrah.
Huruf nun pada kata “man” (siapa) dibaca dengan kasrah.
Tamrin 8: Perubahan dhamir تُم ketika diikuti dengan dhamir maf’ul bih
Dhamir تم ketika diikuti dengan dhamir maf’ul bih, maka :
ditambah huruf وْ (waw sakinah) setelah huruf “mim”.
Dan huruf “mim” berubah harakat menjadi dhammah
Tamrin 9: Penambahan ال Kepada Mudhaf Ilaihi jika Menjadi Na’at Untuk Isim Ma’rifah
Ingat! Kata ذو harus disambungkan dengan kata lain, di mana ذو sebagai mudhaf dan kata setelahnya sebagai mudhaf ilaihi.
Kata ذو artinya “benda yang memiliki” atau “ber…”. Contoh ذو غلافٍ أحمرَ artinya “memiliki sampul merah” atau “bersampul merah”
Jika kata ذو digunakan sebagai na’at untuk isim ma’rifah (salah satu tanda ma’rifah adalah dihului ال), maka mudhaf ilaih-nya diberi ال juga dan na’at untuk mudhaf ilaih itu juga diberi ال.
PENTING!!! Isim yang bewazan أَفْعَلُ itu mamnu’ minas sharf (tidak boleh diberi tanwin dan tidak bisa berharakat kasrah), tetapi jika diberi ال dia bisa berharakat kasrah.
Tamrin 10: Menanyakan Pilihan dengan Menggunakan Kata أَمْ (Atau)
Kata “atau” dalam Bahasa Arab, ada dua bentuk:
Pertama: أو, digunakan dalam selain pertanyaan.
Kedua: أم, digunakan dalam pertanyaan.
Dalam bahasa Arab, benda yang ditanyakan disebutkan di awal pertanyaan.
Isim yang disebutkan setelah أم selalu mengikuti keadaan isim yang diikuti dengan kata أم itu.
Tamrin 11: Pecahan dalam Bahasa Arab
Di dalam buku itu, secara berurutan adalah bahasa Arab untuk setengah, sepertiga dan seterusnya sampai sepersepuluh.
Penggunaan bilangan pecahan itu ada dua model:
Pertama: sebagai mudhaf yang diikuti dengan benda asalnya. Contoh:
setengah jam = نصف الساعة
setengahnya = نصفه/نصفها
Kedua: disebut sendirian jika sudah jelas benda yang dimaksud (yang disebutkan pecahannya). Maka, dalam keadaan ini, diberi ال. Contoh: