• Tamrin 4

    • Ubah dhamir تُمْ (untuk mukhathab mudzakkar jama’) menjadi تُنَّ (mukhathab muannats jama’)
  • Tamrin 5

  • Tamrin 6: Mengenal kata كان

    • Kata كان dimasukkan kepada jumlah ismiyyah.
    • Fungsinya untuk menandakan bahwa informasi yang ada di jumlah ismiyyah itu terjadi di masa lalu. (Sudah tidak terjadi lagi di masa sekarang)
    • Mubtada setelah diberi كان, disebut dengan isim kana (اسمُ كان)
    • Khabar setelah diberi كان, disebut khabar kana.
    • Boleh menambahkan keterangan waktu setelah khabar kana.
    • Kata كان berubah seperti perubahan fi’il madhi.
  • Tamrin 7: Cara baca huruf sakinah ketika bertemu ال

    • Huruf mim pada dhamir “tum” dan “kum” dibaca dengan dhammah.
    • Huruf ta’ pada ta’ ta’nits setelah fi’il dibaca dengan kasrah.
    • Huruf nun pada kata “man” (siapa) dibaca dengan kasrah.
  • Tamrin 8: Perubahan dhamir تُم ketika diikuti dengan dhamir maf’ul bih

    • Dhamir تم ketika diikuti dengan dhamir maf’ul bih, maka :
      • ditambah huruf وْ (waw sakinah) setelah huruf “mim”.
      • Dan huruf “mim” berubah harakat menjadi dhammah
  • Tamrin 9: Penambahan ال Kepada Mudhaf Ilaihi jika Menjadi Na’at Untuk Isim Ma’rifah

    • Ingat! Kata ذو harus disambungkan dengan kata lain, di mana ذو sebagai mudhaf dan kata setelahnya sebagai mudhaf ilaihi.
    • Kata ذو artinya “benda yang memiliki” atau “ber…”. Contoh ذو غلافٍ أحمرَ artinya “memiliki sampul merah” atau “bersampul merah”
    • Jika kata ذو digunakan sebagai na’at untuk isim ma’rifah (salah satu tanda ma’rifah adalah dihului ال), maka mudhaf ilaih-nya diberi ال juga dan na’at untuk mudhaf ilaih itu juga diberi ال.
    • PENTING!!! Isim yang bewazan أَفْعَلُ itu mamnu’ minas sharf (tidak boleh diberi tanwin dan tidak bisa berharakat kasrah), tetapi jika diberi ال dia bisa berharakat kasrah.
  • Tamrin 10: Menanyakan Pilihan dengan Menggunakan Kata أَمْ (Atau)

    • Kata “atau” dalam Bahasa Arab, ada dua bentuk:
      • Pertama: أو, digunakan dalam selain pertanyaan.
      • Kedua: أم, digunakan dalam pertanyaan.
    • Dalam bahasa Arab, benda yang ditanyakan disebutkan di awal pertanyaan.
    • Isim yang disebutkan setelah أم selalu mengikuti keadaan isim yang diikuti dengan kata أم itu.
  • Tamrin 11: Pecahan dalam Bahasa Arab

    • Di dalam buku itu, secara berurutan adalah bahasa Arab untuk setengah, sepertiga dan seterusnya sampai sepersepuluh.
    • Penggunaan bilangan pecahan itu ada dua model:
      • Pertama: sebagai mudhaf yang diikuti dengan benda asalnya. Contoh:
        • setengah jam = نصف الساعة
        • setengahnya = نصفه/نصفها
      • Kedua: disebut sendirian jika sudah jelas benda yang dimaksud (yang disebutkan pecahannya). Maka, dalam keadaan ini, diberi ال. Contoh:
        • النصف
        • الثلث